Kamis, 02 Januari 2014

upaya meningkatkan motivasi


BAB V
PENANGANAN MASALAH

A.       Rencana Intervensi
     Rencana intervensi merupakan proses rasional yang disusun dan dirumuskan oleh praktikan yang meliputi kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah klien. Rencana intervensi ini disusun dan dirumuskan berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan sebelumnya oleh praktikan sebagai berikut:
1.    Tujuan intervensi
 Adapun tujuan dari rencana intervensi terbagi menjadi dua yaitu  tujuan umum dan tujuan khusus penjelasannya sebagai berikut:
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum dari intervensi ini adalah meningkatnya motivasi pada klien “I” di PSBL Phala Martha Cibadak Sukabumi.
b.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari intervensi ini agar klien “I” dapat:
1)      Memiliki kebutuhan akan keterampilan yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.
2)      Memiliki motif-motif untuk maju dan lebih baik lagi.
3)      Mengikuti bimbingan rohani dan budi pekerti yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.
2.    Sasaran Intervensi
      Sasaran dari intervensi tersebut adalah Klien “I” dengan maksud agar klien “I” dapat memiliki motivasi dari dalam dirinya untuk mengikuti semua kegiata yang ada di Panti Bina Laras Phala Martha.
3.    Pelaksana
     Adapun pelaksana dari kegiatan ini adalah praktikan yang berperan sebagai motivator, fasilitator, sebagai pendukung, dan sebagai advisor. Pemberi dukungan untuk pelaksanaan tahap intervensi ini adalah perawat, psikolog, pekerja sosial (pembimbing) instruktur ketrampilan, teman-teman klien dalam convercation group, socialization group, dan educational group.
4.    Metode dan Tekhnik
a.         Metode yang digunakan adalah
1)          Social Case work dimana  social case work ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk menangani masalah klien secara individu. Dalam menggunakan metode social case work ini praktikan melakukan pertolongan kepada klien “I” untuk mengatasai masalahnya.
Tekhnik yang digunakan adalah
(a)    Small Talk, yaitu menciptakan suasana akrab dengan klien “I” agar menimbulkan kenyamanan dalam berkomunikasi.
(b)   Ventilation, yaitu memberikan kesempatan kepada klien “I” untuk mengungkapkan masalah yang dialami klien “I” yaitu motivasi yang kurang
(c)    Support, yaitu untuk memberikan dukungan kepada klien “I” agar klien “I” memiliki motivasi untuk mengikuti semua kegiatan yang ada di PSBL Phala Martha.
(d)   Advice giving dan conceling, memberikan nasehat, pendapat dan bimbingan yang dilakukan dengan upaya pemberian pendapat dan meningkatkan wawasan yang berdasarkan pengalaman atau pengetahuan profesional.
(e)    Logical discussion, yaitu tekhnik yang mampu digunakan untuk berpikir dan bernalar, untuk memahami fakta-fakta dari suatu masalah untuk melihat kemungkinan alternatif pemecahannya.
(f)     Token ekonomi, digunakan untuk memicu motivasi  klien dalam melakukan aktivitas atau kegiatannya.
2)         Social Group Work (kelompok sosial)
  Social group work merupakan suatu metode yang digunakan untuk menangani masalah klien dengan menggunakan kelompok yang dapat membantu klien menyelesaikan masalahnya.
Tekhnik yang digunakan adalah
(a)    Terapi pencerahan hati, yaitu untuk membantu klien “I” mengungkapkan perasaannya baik itu perasaan senang maupun sedih yang dialaminya pada hari itu.
(b)   Terapi bola citra diri, yaitu untuk membantu klien mengenal lebih dalam lagi tentang teman-teman yang ada.
(c)    Terapi kelompok, yaitu untuk melatih kemampuan berinteraksi sosial. Terapi ini merupakan salah satu metode penyelesaian masalah-masalah individu melalui kelompok, seperti:
(1)   Dinamika kelompok.
(2)   Kelompok percakapan sosial.
(3)   Kelompok sosialisasi.
(4)   Kelompok pendidikan.
5.    Program Intervensi
Program intervensi yang diberikan kepada klien “I” melalui tahapan-tahapan berikut:
a.    Tahap pembentukan relasi pertolongan
 Kegiatan ini bertujuan untuk membangun relasi kepada pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan kepada klien “I”. Praktikan akan membangun relasi pertolongan terhadap klien, teman-teman klien, Pekerja Sosial, dan psikolog. Praktikan bekerjasama dengan pihak-pihak tersebut untuk ikut terlibat dalam kegiatan intervensi, dalam relasi pertolongan ini teknik yang digunakan adalah small talk, yaitu percakapan-percakapan sederhana pada saat kontak awal, saat berkenalan untuk menjalin relasi. Teknik Lobbying (melobi/mengajak) untuk bekerja sama pihak-pihak yang terkait dengan proses pertolongan adapun metode yang digunakan adalah social group work.
b.   Tahap pemberian motivasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada klien “I” agar mampu mencapai kemajuan melalui kekuatan-kekuatan internalnya. Praktikan memberikan motivasi,  kepada klien agar memberdayakan potensi dalam dirinya. Praktikan menggunakan teknik small talk, Ventilation, support, advice giving, ajakan (persuasive).
c.    Tahap Pemberian Kemampuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan perubahan lingkungan berkaitan dengan keterampilan-keterampilan yang klien miliki, yang meliputi kemampuan-kemampuan untuk memahami upaya perubahan yang dilakukan, serta kemampuan untuk melakukan kegiatannya dan tidak malas-malasan lagi. Praktikan menggunakan teknik small talk, support, self managemen.
d.    Tahap Pemberian Kesempatan
Kegiatan ini dilakukan agar klien “I” dapat memunculkan dan mengembangkan kemampuannya. Praktikan menggunakan teknik small talk, dan dengan cara token ekonomi dimana token ekonomi ini  berupa pemberian satu kepingan atau satu tanda, satu isyarat sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul. Kepingan-kepingan ini nantinya dapat ditukar dengan benda atau aktivitas pengukuh yang dingini oleh subjek. Ketika klien melakukan dengan baik tugas-tugasnya maka akan diberikan tanda berupa bintang atau stiker, tetapi jika klien tidak dapat melaksankan tugasnya maka tanda bintang atau stiker dihilangkan. Praktikan juga menggunakan teknik conversation group, socialization group, dan educational group yang dapat membantu klien memecahkan masalahnya.
B.   Pelaksanaan Intervensi
Pelaksanaan intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana intervensi yang telah disusun oleh praktikan maka pelaksanaan program inetervensi terhadap klien “I” dilaksanakan melalui tahapan-tahapan dalam proses pertolongan yaitu:
1.    Tahap Pembentukan Relasi Pertolongan
Tahap pembentukan relasi pertolongan dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2013. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai beriku:
a.       Home visit ke klien “I” untuk menjalin relasi pertolongan dan menjelaskan kepada klien bahwa ia akan diintervensi. Intervensi yang dilakukan adalah berdasarkan atas kesediaan klien dalam bekerjasama selama proses intervensi.
b.      Menemui teman-teman klien yang berada satu asrama  dengan klien dalam hal ini praktikan menyampaikan agar teman-teman klien “I” dapat membantu klien.
c.       Menemui pekerja sosial dalam hal ini pembimbing klien “I”, menemui psikolog, dan instruktur ketrampilan untuk menjalin relasi pertolongan. Tekhnik yang digunakan oleh praktikan adalah small talk, dan  lobbyling, penggunaan ketrampilan-ketrampilan wawancara, komunikasi, dan relationship. Metode yang digunakan adalah social case work untuk bekerja sama  selama proses intervensi.
2.    Tahap Pemberian Motivasi
Pada tahap pemberian motivasi ini praktikan melaksanakan dengan cara :
a.       Praktikan melakukan home visit dengan kegiatan yang diberikan adalah memberikan dukungan terhadap klien “I” kegiatan ini dilaksanakan pada pada hari kamis 7 November 2013. Ketika menemui klien “I” diasaramanya ia menceritakan bahwa ia ragu untuk kembali pulang kerumahnya, klien “I” juga bertanya-tanya bagaimana keadaannya jika ia pulang kerumah karena  kakak iparnya tidak menyukai dirinya  karena ia sering  di perlakukan tidak baik. Setelah praktikan mendengarkan cerita klien praktikan memberikan motivasi berupa kata-kata yang menguatkan hati klien. Praktikan juga memberikan advice  bahwa klien harus benar-benar berusaha memberikan sugesti pada diri sendiri bahwa ia sanggup dan mampu untuk lebih baik setiap harinya. Praktikan mengajak  klien sekaligus memberikan dukungan dalam bentuk mendampingi klien “I” untuk mengikuti kegiatan keterampilan membuat keset dan souvenir. Sambil menunggu klien di beri tugas oleh instruktur ketrampilan praktikan memberikan nasehat dan motivasi  kepada klien agar mengikuti kegiatan ketrampilan datang tepat waktu tanpa harus diingatkan terus menerus, kalau seperti itu terus kapan klien bisa lebih baik. Praktikan menggunakan metode social case work.
b.       Kegiatan yang dilakukan pada hari kedua adalah memberikan bimbingan dan nasehat kepada klien “I” yang dilaksanakan pada hari Jumat 8 November 2013, praktikan melakukan home visit terhadap klien “I” disaramanya, menanyakan kabarnya. Praktikan menanyakan kepada klien apakah klien sudah melakukan kegiatannya seperti sholat, mandi, membersihkan kamarnya. Klien mengatakan ia belum sempat sholat. Praktikan menyampaikan kepada klien agar melaksanakan ibadah, karena itu juga sangat penting bagi dirinya. Kemudian praktikan mengajak klien “I” untuk mengikuti kegiatan ketrampilan tetapi klien menolak karena besok adalah hari libur. Praktikan menyampaikan bahwa tidak ada hubungannya hari libur besok dengan kegiatan keterampilan hari ini. Praktikan lalu memberikan motivasi dan nasehat, serta mengajak klien agar mengikuti kegiatan ketrampilan dan klien pun mengikuti kegiatan ketrampilan dengan didampingi oleh praktikan. Metode yang digunakan yaitu social case work.
c.        Kegiatan yag diberikan adalah bimbingan belajar, kegiatan ini dilaksanaka pada hari sabtu tanggal 9 November 2013, praktikan melakukan home visit terhadap klien “I” untuk memberikan dukungan dan motivasi sekaligus mengingatkan klien “I” bahwa ia harus mengganti pakaiannnya karena sudah dua hari klien belum mau mengganti bajunya. Praktikan memberikan nasehat dan mengajak klien “I” untuk bergabung bersama teman-temannya diasrama yang kebetulan sedang mengobrol. Metode yang digunakan yaitu social case work.
3.    Tahap pemberian kesempatan 
Pada tahap pemberian kesempatan yang praktikan laksanakan sebagai berikut ini:
a.    Kegiatan yang praktikan lakukan adalah membuat kesepakatan bersama klien “I” yaitu Token Ekonomi pada hari senin 11 November 2013,  dimana praktikan menyampaikan kepada klien bahwa jika klien dapat melaksanakan semua kegiatannya maka klien akan diberikan satu koin tetapi jika tidak maka praktikan akan mengambil koin tersebut. Kesepakatan tersebut dibuat klien mau koin tersebut ditukarkan dengan nasi goreng. Kemudian praktikan memberikan nasehat kepada klien “I” bahwa untuk melakukan semua aktivitas atau kegiatan tidak harus ada imbalannya, kegiatan itu juga untuk kebaikan diri sendiri seperti ketrampilan itu untuk diri sendiri sehingga jika klien sudah selesai dari panti klien dapat melakukan ketrampilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus bergantung pada kakaknya juga klien harus bergabung dengan teman-teman sesama PM, itu untuk melatih klien berelasi dengan masyarakat ditempat tingal klien. Motede yang digunakan social case work.
b.    Praktikan melakukan home visit terhadap klien”I” untuk memberikan concelling kepada klien “I” pada hari kamis tanggal 14 November dengan tekhnik ventilation yaitu praktikan mendengarkan curahan hati klien tentang keinginannya dibesuk oleh kakaknya dan kerinduannya akan ibu dan anaknya. Setelah Praktikan mendengarkan curahan hati klien praktikan meminta klien untuk duduk rileks sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskanya secara perlahan sambil mengatakan kakaknya pasti datang dan ibu serta anaknya dalam keadaan yang sehat-sehat saja hanya menunggu waktu yang tepat untuk bertemu. Kegiatan ini praktikan lakukan untuk menenagkan hati dan pikiran klien.
Kemudian praktikan memberikan  motivasi dan nasehat bahwa klien harus banyak bersabar dan tidak usah terlalu memikirkan hal tersebut memang keluarga merupakan faktor utama untuk kita, tetapi klien harus berusaha menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya sehingga nanti keluarga akan menerima dan mengakui perubahan klien. Praktikan juga memberikan nasehat kepada klien bahwa ia harus rajin beribadah, klien harus memiliki semangat untuk berubah terus semangat sehingga banyak hal yang bisa dilakukan dengan baik.
Praktikan juga mengajak klien untuk logical discusion (diskusi logis) untuk klien menilai dan memahami masalah yang dihadapinya, mengajak klien dengan menggunakan tekhnik self managemen dimana klien”I” harus bisa membukitkan bahwa ia bisa melakukan semua aktivitas dengan baik tanpa harus diingatkan secara terus-menerus oleh praktikan maupun pembimbing asramanya. Metode yang digunakan social case work.
4.    Tahap pemberian kemampuan 
a.    Pelaksanaan dinamika kelompok, dengan nama kegiatan adalah social conversation group yang dilaksanakan pada hari Selasa 12 November 2013. Dalam kegiatan ini praktikan bersama dengan teman-teman praktikan dan kliennya masing-masing,  meminta klien untuk turut serta berpartisipasi didalam kelompok yang telah dibentuk tersebut. Maksud dari pembentukan kelompok ini adalah untuk membantu diri klien sendiri.
Langkah berikutnya yang praktikan lakukan bersama teman-teman adalah pemberian motivasi, dilanjutkan dengan pemberian games pencerahan hati dimana dalam games ini praktikan meminta para klien untuk saling mengenalkan diri dulu karena diantara mereka belum ada yang saling kenal. Dari games ini praktikan mendapatkan ungkapan hati klien “I” bahwa hari ini ia sangat senang karena dapat menjalankan sholat subuh, dan klien merasa sedih karena belum di besuk-besuk juga oleh keluarga.
Langkah berikutnya adalah pencitraan diri dimana citra diri ini berupa ungkapan dari klien tentang teman-teman satu grupnya. Setelah ungkapan hati dan pencitraan diri dari masing-masing klien selesai praktikan memberikan pujian,  nasehat,  dan juga motivasi kepada para klien. Adapun jenis kelompok dalam kegiatan ini adalah conversation group (kelompok percakapan sosial) karena para klien masih belum saling mengenal dengan baik satu dengan yang lainnya. Metode yang digunkan adalah social group work.
b.    Kegiatan yang diberikan adalah socialization groups (kelompok sosialisasi) dengan tujuannya  yaitu untuk mengembangkan atau mengubah sikap-sikap dan perilaku-perilaku anggota kelompok agar lebih dapat diterima secara sosial dilaksanakn pada hari Rabu tanggal 13 November 2013, Dalam dinamika kelompok ini praktikan mulai dengan pencerahan hati dimana klien “I” mengungkapkan bahwa hari ini ia sangat senang karena ia bisa melaksanakan sholat wajibnya dengan baik, klien merasa seduh karena ia belum maksimal dalam membersihkan asramanya, karena ia merasa pusing. Klien mengungkapkan bahwa ia juga ingin seperti “N” yang rajin bersih asrama, kerjanya bagus, bisa disayang oleh Peksos dan juga bisa dapat UEP. Setelah pencerahan hati selesai praktikan memberikan pujian kepada klien “I” karena sudah mulai rajin dan memiliki motivasi dari temannya juga, praktikan juga memberikan nasehat kepada klien agar melakukan semua kegiatannya bukan juga hanya karena Token Ekonomi yang telah disepakati. Metode yang digunakan adalah social group work.
c.    Kegiatan kali ini adalah educational group, dilaksanakan pada hari Jumat, 15 November 2013, seperti yang telah dilakukan pada dinamika kelompok sebelumnya langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mendengarkan ungkapan perasaan hati oleh klien, dimana perasaan hati klien yang senang adalah dapat menjalankan tugasnya secara maksimal, klien merasa sedih karena rokoknya hilang satu.
Langkah selanjutnya adalah praktikan memberikan kesempatan kepada klien tentang masalah mereka. Hasil yang didapatkan adalah klien “I” merasa bersalah kepada Ibu dan kakaknya. Perasaan bersalaha klien “I” terhadap ibunya adalah karena Ia telah menyia-nyiakan waktunya yang dulu. Perasaan bersalah klien “I” terhadap kakaknya ialah karena dulu Ia sering bandel jarang kontrol kedokter dan juga malas minum obat. Setelah masalahnya diungkapkan praktikan memberikan kesempatan kepada para klien untuk memikirkan cara penyelesaian masalah yang ditimbulkan oleh mereka. Adapun penyelesaian masalah yang klien ungkapkan adalah:
1)      Minta maaf
2)      Memperbaiki hubungan dari awal
3)      Membimbing agar lebih baik
4)      Menelusuri kesalahan
5)      Jangan mengikuti apa yang didengarkan
6)      Insaf dan pendekatan Agama
7)      Rajin minum obat
8)      Mendengar nasehat yang diberikan
9)      Ingin cepat sembuh dan kembali ke keluarga.
Setelah klien dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang telah mereka lakukan praktikanpun memberikan motivasi bahwa yang telah mereka lakukan dapat mereka pecahkan masalah yang telah mereka lakukakan, harus benar-benar mempunyai niat yang sungguh-sungguh maka klien dapat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Praktikan meminta klien untuk menulis solusi pemecahan masalahnya dibuku untuk kemudian dibaca dan dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah social group work.
C.       Evaluasi
1. Tujuan dan Hasil
Tujuan yang ingin dicapai sebelumnya oleh praktikan dalam proses pertolongan terhadap klien “I” adalah agar klien “I” dapat:
a.       memiliki kebutuhan akan ketrampilan yang diberikan.          
b.      memiliki motiv-motiv untuk maju dan lebih baik lagi.
c.       mengikuti bimbingan rohani, dan budi pekerti yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.
Hasil yang telah diperoleh dari proses pertolongan yang diberikan terhadap klien “I” di PSBL Phala Martha adalah:
a.       klien “I” memiliki kebutuhan akan ketrampilan, klien “I” tidak malas-malasan lagi untuk mengikuti ketrampilan yang diberikan.
b.      klien “I” memiliki motiv-motiv dari dalam dirinya, klien “I” memiliki pemahaman untuk perubahan dirinya.
c.       klien “I” menjadi rajin dan tidak lagi malas-malasan dalam mengikuti bimbingan rohani dan budi pekerti yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.
2.    Faktor Pendukung Keberhasilan Intervensi
  Adapun faktor pendukung intervensi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal dengan penjelasan sebagai berikut:
a.       Faktor Internal
 Klien masih memiliki semangat dan motivasi untuk menjadi lebih baik, melakukan semua kegiatan dengan baik.
b.      Faktor Eksternal
1)      Adanya kesepkatan tentang Token Ekonomi yang dibuat oleh praktikan dan klien “I”.
2)      Klien menjadikan seorang PM yang bernama “N” sebagai inspirasinya, dimana klien “N” ini sangat rajin melakukan semua aktivitasnya, disayang oleh pekerja sosial dan juga klien ingin mendapat UEP.
3)      Adanya bantuan, dukungan, dan motivasi dari pekerja sosial selaku pembimbing dan teman-teman klien “I” diasramanya dan teman-teman dalam dinamika kelompok.
3.    Faktor Penghambat Intervensi
Faktor pengambat intervensi ini terdiri dari faktor Internal dan faktor Eksternal yaitu:
a.       Faktor Internal
     Faktor internal yaitu klien “I” masih belum memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatannya harus di suruh oleh pendampingnya dulu.

b.    Faktor Eksternal
1)   Waktu pelaksanaan intervensi yang sudah direncanakan harus bentrok dengan kegiatan panti.
2)   Keluarga yang merupakan penyemangat utama klien masih belum juga membesuk.
D.  Terminasi
              Sehubungan dengan selesainya proses pertolongan yang telah disepakati antara praktikan dengan lembaga, dan bertepatan dengan berakhirnya waktu praktikum di PSBL Phala Martha Cibadak, maka praktikan melakukan terminasi. Terminasi dilakukan pada hari Rabu, tanggal 27 November 2013. Hal ini ditujukan untuk menghindari ketergantungan klien “I” terhadap praktikan.
E.     Rujukan
       Mengingat proses pertolongan terhdap klien yang mengalami motivasi yang kurang di PSBL Phala Martha  belum optimal maka praktikan melakukan rujukan. Rujukan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 28 November 2013 kepada pihak lembaga PSBL Phala Martha yaitu melalui pekerja sosial selaku pembimbing. Pada saat di rujuk klien “I” dalam kondisi:
1.      klien “I” memiliki kebutuhan akan ketrampilan, klien “I” tidak malas-malasan lagi untuk mengikuti ketrampilan yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.
2.      klien “I” memiliki motif-motif dari dalam dirinya, klien “I” memiliki pemahaman untuk perubahan dirinya.
3.      klien “I” menjadi rajin dan tidak lagi malas-malasan dalam mengikuti bimbingan rohani dan budi pekerti yang diberikan oleh pihak lembaga PSBL Phala Martha.

2 komentar:

  1. Thanks atas informasinya klo bisa informasi lain dari psbl phala martha ya

    BalasHapus
  2. 1xbet korean - Legalbet.co.kr
    No หารายได้เสริม deposit 1xbet bonus is a wagering requirement deccasino to be used at 1xbet. If you like to bet on sports with one of our member casinos, you can use your winnings to

    BalasHapus